Kota Asal | Jarak (km) | Rute Transportasi Darat |
---|---|---|
Yogyakarta | 122 | Yogyakarta - Sleman-Tempel - Muntilan - Magelang - Secang - temanggung - Parakan - Kertek - Wonosobo - Dieng (Jalur Alternatif : Yogyakarta - Sentolo - Wates - Purworejo - Sapuran - Wonosobo - Dieng ) |
Semarang | 118 | Semarang - Ungaran - Bawen - Ambarawa - Secang - Temanggung - Parakan - Kertek - Wonosobo - Dieng |
Solo | 180 | Solo - Kartasura - Boyolali - Ampel - Salatiga - Bawen - Ambarawa - Secang - Temanggung - Parakan - Kertek - Wonosobo - Dieng |
Purwokerto | 120 | Purwokerto - Sokaraja - Purbalingga - Bukateja - Klampok - Banjarnegara - Selomerto - Wonosobo - Dieng |
Kebumen | 65 | Kebumen - Wadaslintang - Kaliwiro - Sawangan - Selomerto - Wonosobo - Dieng |
Thursday, May 22, 2014
Transportasi Ke Dataran Tinggi Dieng
Transportasi Ke Dataran Tinggi Dieng. Jalur darat dari berbagai kota untuk menuju Dieng.
Tuesday, April 22, 2014
Jalur / Akses Menuju Dieng
Jalur Wonosobo
Merupakan jalur favorit untuk menuju ke Dieng. Jika dibandingkan dengan jalur dari Banjarnegara, jalur dari Wonosobo relatif lebih pendek dan mudah untuk dijangkau serta jalan yang tidak terlalu berkelok. Dengan kondisi alam yang sedemikian rupa, satu-satunya jenis angkutan untuk menuju Wonosobo hanyalah angkutan darat. Dahulu pernah ada kereta api jurusan Purwokerto, sekarang hanya tinggal rel-nya. Meskipun demikian, transportasi ke dan dari Wonosobo relatif ramai. Transportasi dari luar kota dapat anda pilih, bis atau jenis travel. Namun banyak juga yang mencarter taxi dari Semarang atau Yogyakarta.
Dari Semarang (Ibu kota Provinsi)
Di terminal antar kota Terboyo banyak terdapat bis yang melayani trayek Semarang – Purwokerto melalui Wonosobo. Jaraknya sekitar 120 km dan waktu tempuh kira-kira 3.5 jam. Rutenya adalah :
(Semarang-Ungaran-Bawen-Ambarawa) – (Secang-Temanggung-Parakan) – (Kertek-Wonosobo) – (Kejajar-Dieng)
Atau dengan kendaraan pribadi via Bandungan, dengan rute :
(Semarang-Ungaran-Bandungan-Sumowono) – (Ngadirejo-Jumprit-Tambi) – (Kejajar-Dieng)
Dari Surakarta (Solo)
Walaupun tidak banyak bis langsung dari Solo ke Wonosobo namun ada beberapa perusahaan bis yang melayani trayek ini. Anda dapat mendapatkan bis tersebut di terminal Tirtonadi jurusan Solo-Purwokerto via Wonosobo. Jaraknya sekitar 180 km waktu tempuhnya kita-kira 6 jam. Jalurnya adalah :
(Solo-Kartasura) – (Boyolali-Ampel) – (Salatiga-Bawen- Ambarawa) – (Secang-Temanggung-Parakan) – (Kertek-Wonosobo) – (Kejajar-Dieng)
Dari Magelang
Jalur dari Magelang ini merupapakan jalur ke Wonosobo yang ramai. Kira-kira sepuluh menit sekali ada bis yang datang dan pergi. Bis terakhir kira-kira jam 19.00 berangkat dari terminal antar kota Magelang. Jaraknya sekitar 65 km dengan waktu tempuh kira-kira 2 jam. Jalurnya adalah :
(Magelang-Secang) – (Temanggung-Parakan) – (Kertek-Wonosobo) – (Kejajar-Dieng)
Disamping itu, ada rute alternatif ke Wonosobo dari Magelang ini, terutama untuk mempersingkat jalan dari Borobudur-Wonosobo. Ada trayek micro bis langsung dari Magelang ke Wonosobo namun tidak sampai di kota Wonosobo, melainkan hanya sampai di Sapuran, salah satu Kecamatan di Wonosobo. Dari Sapuran ke Wonosobo jaraknya 18 km dan banyak sekali angkutan yang siap melayani anda. Jalur Borobudur-Wonosobo ini sering dijadikan alternatif travel Borobudur – Wonosobo.
Dari Purworejo
Jalur dari Purworejo tidak terlalu ramai, baik ramainya kendaraan maupun pemukiman. Jalannya cukup baik namun berbelak-belok cukup tajam dan menanjak. Tidak ada bis besar yang melayani trayek ini, tetapi banyak micro bis yang beroperasi. Sejak terminal Purworejo pindah ke terminal baru, bis jurusan Wonosobo tidak masuk di terminal antar kota Purworejo. Micro bis jurusan Wonosobo biasanya mangkal di terminal lama atau di Purworejo Plaza. Jika anda dari arah Yogyakarta, silahkan turun di pertigaan Don Bosko, naik angkota dan turun di terminal lama atau di komplek Purworejo Plaza. Jarak Purworejo-Wonosobo sekitar 50 km dan waktu tempuh sekitar 2 jam. Jalurnya adalah :
(Purworejo-Loano) – (Kepil-Sapuran-Kalikajar) – (Kertek-Wonosobo) – (Kejajar-Dieng)
Jika anda naik kendaraan pribadi, harap hati-hati sebab jalur ini agak sempit, banyak truk yang biasanya mengangkut kayu.
Dari Yogyakarta
Tidak ada trayek langsung dari Yogyakarta ke Wonosobo. Namun karena jalur Yogyakarta – Magelang – Semarang sangat ramai, dengan sendirinya dari Yogyakarta ke Wonosobo menjadi sangat mudah. Dari terminal Giwangan, atau dari terminal Jombor, naik bis jurusan Magelang dan turun di terminal antar kota Magelang, baru ke Wonosobo. Total jarak sekitar 120 km dan waktu tempuh kira-kira 3.5 jam. Jalurnya adalah :
(Yogyakarta-Sleman-Tempel) – (Magelang-Secang) – (Temanggung-Parakan) – (Kertek-Wonosobo) – (Kejajar -Dieng)
Disamping lewat Magelang, anda juga dapat lewat jalur Purworejo. Dari Terminal Giwangan atau Gamping, naik bis jurusan Purworejo dan baru melanjutkan ke Wonosobo. Total jarak sekitar 120 km dengan waktu tempuh sekitar 3.5 jam. Rutenya adalah :
(Yogyakarta-Sentolo-Wates) – (Purworejo). Selanjutnya ikuti jalur dari Purworejo
Dari Purwokerto
Merupakan jalur yang ramai. Ada banyak bis yang melayani trayek ini. Untuk jalur ini, kira-kira setiap sepuluh menit ada bis yang datang dan pergi. Ada bis yang hanya melayani trayek Purwokerto-Wonosobo dan ada trayek Purwokerto-Semarang lewat Wonosobo. Anda bisa mendapatkan bis jurusan Wonosobo di terminal utama Purwokerto. Jaraknya sekitar 120 km dan waktu tempuh sekitar 3 jam. Jalurnya sebagai berikut:
(Purwokerto-Sokaraja) – (Purbalingga-Bukateja) – (Klampok-Banjarnegara) – (Selomerto-Wonosobo) – (Kejajar-Dieng)
Dari Kebumen
Meskipun masih langka, sebenarnya ada jalur langsung Wonosobo-Kebumen. Jalurnya berbelok-belok dan naik turun. Anda dapat mendapatkan bis jurusan Wonosobo-Kebumen di terminal antar kota Wonosobo namun hanya beberapa buah saja. Jaraknya sekitar 65 km dengan waktu tempuh sekitar 2.5 jam. Jalurnya sebagai berikut :
(Kebumen) – (Wadaslintang-Kaliwiro-Selomerto-Wonosobo) – (Kejajar-Dieng)
Dari Pekalongan / Banjarnegara
Ke Dieng bisa diakses dari Banjarnegara dan juga Pekalongan. Kalau dari Pekalongan bisa ke arah selatan melalui Linggoasri, Paninggaran, Kalibening, Wanayasa, Batur, dan terakhir sampai Dieng. Dari Pekalongan naik bis kecil jurusan Kalibening, turun di pertigaan Wanayasa. Dari Wanayasa ganti angkutan umum ke Batur, turun di pasar Batur ganti lagi bus kecil ke dieng.
(Kajen – Linggoasri) – (Paninggaran – Kalibening – Wanayasa) – (Batur – Dieng)
Dari Jabodetabek
Trayek Jabotabek Wonosobo dilayani oleh banyak armada yang terdiri dari berbagai perusahaan oto bis. Anda bisa mendapatkan bis tersebut di terminal: Pulo Gadung, Kp Rambutan, Bekasi, Lebak Bulus, Cimone, Merak dan Bogor. Dengan jarak 520 km, dari sekitar wilayah Jakarta, bis biasanya berangkat sekitar pukul 17.00 wib dan sampai di Wonosobo menjelang fajar.
Dari Cilacap
Ada 2 kemungkinan jalur, via Banjarnegara atau via Wonosobo.
Jika menggunakan angkutan umum via Banjarnegara :
Cilacap -> Purwokerto = Banyak bus yang melayani trayek ini
(Purwokerto – Banjarnegara) : bisa menggunakan mikrobus jurusan banjar atau bus tanggung jurusan Wonosobo, nanti turun di Terminal Banjarnegara.
(Banjarnegara – Karangkobar) : dari terminal banjar naik mikrobus jurusan Kalibening, turun di terminal Karangkobar.
(Karangkobar – Wanayasa – Batur) : naik microbus jurusan Batur.
(Batur – Dieng) : naik mikrobus jurusan Wonosobo turun di Diengkulon.
Jika menggunakan angkutan umum via Wonosobo :
Cilacap -> Purwokerto = Banyak bus yang melayani trayek ini
(Purwokerto – Wonosobo) : naik bus jurusan Purwokerto – Wonosobo atau Purwokerto – Semarang, turun di terminal Wonosobo.
(Wonosobo – Dieng) : mikrobus jurusan Wonosobo – Batur/Dieng. turun di Diengwetan.
Merupakan jalur favorit untuk menuju ke Dieng. Jika dibandingkan dengan jalur dari Banjarnegara, jalur dari Wonosobo relatif lebih pendek dan mudah untuk dijangkau serta jalan yang tidak terlalu berkelok. Dengan kondisi alam yang sedemikian rupa, satu-satunya jenis angkutan untuk menuju Wonosobo hanyalah angkutan darat. Dahulu pernah ada kereta api jurusan Purwokerto, sekarang hanya tinggal rel-nya. Meskipun demikian, transportasi ke dan dari Wonosobo relatif ramai. Transportasi dari luar kota dapat anda pilih, bis atau jenis travel. Namun banyak juga yang mencarter taxi dari Semarang atau Yogyakarta.
Dari Semarang (Ibu kota Provinsi)
Di terminal antar kota Terboyo banyak terdapat bis yang melayani trayek Semarang – Purwokerto melalui Wonosobo. Jaraknya sekitar 120 km dan waktu tempuh kira-kira 3.5 jam. Rutenya adalah :
(Semarang-Ungaran-Bawen-Ambarawa) – (Secang-Temanggung-Parakan) – (Kertek-Wonosobo) – (Kejajar-Dieng)
Atau dengan kendaraan pribadi via Bandungan, dengan rute :
(Semarang-Ungaran-Bandungan-Sumowono) – (Ngadirejo-Jumprit-Tambi) – (Kejajar-Dieng)
Dari Surakarta (Solo)
Walaupun tidak banyak bis langsung dari Solo ke Wonosobo namun ada beberapa perusahaan bis yang melayani trayek ini. Anda dapat mendapatkan bis tersebut di terminal Tirtonadi jurusan Solo-Purwokerto via Wonosobo. Jaraknya sekitar 180 km waktu tempuhnya kita-kira 6 jam. Jalurnya adalah :
(Solo-Kartasura) – (Boyolali-Ampel) – (Salatiga-Bawen- Ambarawa) – (Secang-Temanggung-Parakan) – (Kertek-Wonosobo) – (Kejajar-Dieng)
Dari Magelang
Jalur dari Magelang ini merupapakan jalur ke Wonosobo yang ramai. Kira-kira sepuluh menit sekali ada bis yang datang dan pergi. Bis terakhir kira-kira jam 19.00 berangkat dari terminal antar kota Magelang. Jaraknya sekitar 65 km dengan waktu tempuh kira-kira 2 jam. Jalurnya adalah :
(Magelang-Secang) – (Temanggung-Parakan) – (Kertek-Wonosobo) – (Kejajar-Dieng)
Disamping itu, ada rute alternatif ke Wonosobo dari Magelang ini, terutama untuk mempersingkat jalan dari Borobudur-Wonosobo. Ada trayek micro bis langsung dari Magelang ke Wonosobo namun tidak sampai di kota Wonosobo, melainkan hanya sampai di Sapuran, salah satu Kecamatan di Wonosobo. Dari Sapuran ke Wonosobo jaraknya 18 km dan banyak sekali angkutan yang siap melayani anda. Jalur Borobudur-Wonosobo ini sering dijadikan alternatif travel Borobudur – Wonosobo.
Dari Purworejo
Jalur dari Purworejo tidak terlalu ramai, baik ramainya kendaraan maupun pemukiman. Jalannya cukup baik namun berbelak-belok cukup tajam dan menanjak. Tidak ada bis besar yang melayani trayek ini, tetapi banyak micro bis yang beroperasi. Sejak terminal Purworejo pindah ke terminal baru, bis jurusan Wonosobo tidak masuk di terminal antar kota Purworejo. Micro bis jurusan Wonosobo biasanya mangkal di terminal lama atau di Purworejo Plaza. Jika anda dari arah Yogyakarta, silahkan turun di pertigaan Don Bosko, naik angkota dan turun di terminal lama atau di komplek Purworejo Plaza. Jarak Purworejo-Wonosobo sekitar 50 km dan waktu tempuh sekitar 2 jam. Jalurnya adalah :
(Purworejo-Loano) – (Kepil-Sapuran-Kalikajar) – (Kertek-Wonosobo) – (Kejajar-Dieng)
Jika anda naik kendaraan pribadi, harap hati-hati sebab jalur ini agak sempit, banyak truk yang biasanya mengangkut kayu.
Dari Yogyakarta
Tidak ada trayek langsung dari Yogyakarta ke Wonosobo. Namun karena jalur Yogyakarta – Magelang – Semarang sangat ramai, dengan sendirinya dari Yogyakarta ke Wonosobo menjadi sangat mudah. Dari terminal Giwangan, atau dari terminal Jombor, naik bis jurusan Magelang dan turun di terminal antar kota Magelang, baru ke Wonosobo. Total jarak sekitar 120 km dan waktu tempuh kira-kira 3.5 jam. Jalurnya adalah :
(Yogyakarta-Sleman-Tempel) – (Magelang-Secang) – (Temanggung-Parakan) – (Kertek-Wonosobo) – (Kejajar -Dieng)
Disamping lewat Magelang, anda juga dapat lewat jalur Purworejo. Dari Terminal Giwangan atau Gamping, naik bis jurusan Purworejo dan baru melanjutkan ke Wonosobo. Total jarak sekitar 120 km dengan waktu tempuh sekitar 3.5 jam. Rutenya adalah :
(Yogyakarta-Sentolo-Wates) – (Purworejo). Selanjutnya ikuti jalur dari Purworejo
Dari Purwokerto
Merupakan jalur yang ramai. Ada banyak bis yang melayani trayek ini. Untuk jalur ini, kira-kira setiap sepuluh menit ada bis yang datang dan pergi. Ada bis yang hanya melayani trayek Purwokerto-Wonosobo dan ada trayek Purwokerto-Semarang lewat Wonosobo. Anda bisa mendapatkan bis jurusan Wonosobo di terminal utama Purwokerto. Jaraknya sekitar 120 km dan waktu tempuh sekitar 3 jam. Jalurnya sebagai berikut:
(Purwokerto-Sokaraja) – (Purbalingga-Bukateja) – (Klampok-Banjarnegara) – (Selomerto-Wonosobo) – (Kejajar-Dieng)
Dari Kebumen
Meskipun masih langka, sebenarnya ada jalur langsung Wonosobo-Kebumen. Jalurnya berbelok-belok dan naik turun. Anda dapat mendapatkan bis jurusan Wonosobo-Kebumen di terminal antar kota Wonosobo namun hanya beberapa buah saja. Jaraknya sekitar 65 km dengan waktu tempuh sekitar 2.5 jam. Jalurnya sebagai berikut :
(Kebumen) – (Wadaslintang-Kaliwiro-Selomerto-Wonosobo) – (Kejajar-Dieng)
Dari Pekalongan / Banjarnegara
Ke Dieng bisa diakses dari Banjarnegara dan juga Pekalongan. Kalau dari Pekalongan bisa ke arah selatan melalui Linggoasri, Paninggaran, Kalibening, Wanayasa, Batur, dan terakhir sampai Dieng. Dari Pekalongan naik bis kecil jurusan Kalibening, turun di pertigaan Wanayasa. Dari Wanayasa ganti angkutan umum ke Batur, turun di pasar Batur ganti lagi bus kecil ke dieng.
(Kajen – Linggoasri) – (Paninggaran – Kalibening – Wanayasa) – (Batur – Dieng)
Dari Jabodetabek
Trayek Jabotabek Wonosobo dilayani oleh banyak armada yang terdiri dari berbagai perusahaan oto bis. Anda bisa mendapatkan bis tersebut di terminal: Pulo Gadung, Kp Rambutan, Bekasi, Lebak Bulus, Cimone, Merak dan Bogor. Dengan jarak 520 km, dari sekitar wilayah Jakarta, bis biasanya berangkat sekitar pukul 17.00 wib dan sampai di Wonosobo menjelang fajar.
Dari Cilacap
Ada 2 kemungkinan jalur, via Banjarnegara atau via Wonosobo.
Jika menggunakan angkutan umum via Banjarnegara :
Cilacap -> Purwokerto = Banyak bus yang melayani trayek ini
(Purwokerto – Banjarnegara) : bisa menggunakan mikrobus jurusan banjar atau bus tanggung jurusan Wonosobo, nanti turun di Terminal Banjarnegara.
(Banjarnegara – Karangkobar) : dari terminal banjar naik mikrobus jurusan Kalibening, turun di terminal Karangkobar.
(Karangkobar – Wanayasa – Batur) : naik microbus jurusan Batur.
(Batur – Dieng) : naik mikrobus jurusan Wonosobo turun di Diengkulon.
Jika menggunakan angkutan umum via Wonosobo :
Cilacap -> Purwokerto = Banyak bus yang melayani trayek ini
(Purwokerto – Wonosobo) : naik bus jurusan Purwokerto – Wonosobo atau Purwokerto – Semarang, turun di terminal Wonosobo.
(Wonosobo – Dieng) : mikrobus jurusan Wonosobo – Batur/Dieng. turun di Diengwetan.
By:
Open Trip
On 12:20 AM
Friday, April 11, 2014
Akses Menuju Teluk Kiluan Lampung
Teluk Kiluan di Lampung, memang tengah naik daun di
kalangan wisatawan domestik. Walaupun, turis-turis asing sejak lama
sudah melancong ke tempat ini. Ketenaran Teluk Kiluan tak lepas dari
beberapa anak muda yang mempromosikan tempat ini melalui internet.
Dengan kondisinya yang serba minim, hal tersebut tak membendung keinginan pelancong penggemar petualangan untuk mampir ke Teluk Kiluan.
Perjalanan ke Teluk Kiluan dari Bandar Lampung hanya sekitar 90 kilometer. Namun jalan menuju Teluk Kiluan, misalnya ke Desa Kiluan Negeri, jalannya begitu rusak. Jalanan tak beraspal, berbatu, dan tak landai.
Siap-siap saja perjalanan yang seperti off-road. Kabarnya, pemerintah setempat ingin memperbaiki jalan akses menuju Teluk Kiluan. Sebelum hal itu terjadi, pastikan Anda menyiapkan waktu sekitar tiga jam perjalanan darat menuju Teluk Kiluan dari Kota Bandar Lampung.
Anda bisa naik motor ojek. Sekali lagi, pastikan tukang ojek memang benar-benar tahu jalan. Perlu kesabaran saat menempuh perjalanan menggunakan motor. Pilihan lain adalah Anda bisa naik mobil sejenis APV dengan menyewa mobil termasuk supirnya.
Pastikan sopir yang Anda ajak memang benar-benar tahu jalan menuju Teluk Kiluan. Dan, sebelum menyewa, katakan bahwa Anda bermaksud pergi ke Teluk Kiluan, karena tidak semua rental mobil mau mengantar ke Teluk Kiluan.
Untuk sewa mobil Avanza, Xenia, APV dengan sopir di kisaran harga Rp 400.000 sampai Rp 600.000 per hari, sudah termasuk bensin. Namun, pastikan kembali biaya yang termasuk di dalam sewa mobil tersebut, apakah sudah termasuk bensin, parkir, dan uang makan sopir.
Dengan kondisinya yang serba minim, hal tersebut tak membendung keinginan pelancong penggemar petualangan untuk mampir ke Teluk Kiluan.
Perjalanan ke Teluk Kiluan dari Bandar Lampung hanya sekitar 90 kilometer. Namun jalan menuju Teluk Kiluan, misalnya ke Desa Kiluan Negeri, jalannya begitu rusak. Jalanan tak beraspal, berbatu, dan tak landai.
Siap-siap saja perjalanan yang seperti off-road. Kabarnya, pemerintah setempat ingin memperbaiki jalan akses menuju Teluk Kiluan. Sebelum hal itu terjadi, pastikan Anda menyiapkan waktu sekitar tiga jam perjalanan darat menuju Teluk Kiluan dari Kota Bandar Lampung.
Anda bisa naik motor ojek. Sekali lagi, pastikan tukang ojek memang benar-benar tahu jalan. Perlu kesabaran saat menempuh perjalanan menggunakan motor. Pilihan lain adalah Anda bisa naik mobil sejenis APV dengan menyewa mobil termasuk supirnya.
Pastikan sopir yang Anda ajak memang benar-benar tahu jalan menuju Teluk Kiluan. Dan, sebelum menyewa, katakan bahwa Anda bermaksud pergi ke Teluk Kiluan, karena tidak semua rental mobil mau mengantar ke Teluk Kiluan.
Untuk sewa mobil Avanza, Xenia, APV dengan sopir di kisaran harga Rp 400.000 sampai Rp 600.000 per hari, sudah termasuk bensin. Namun, pastikan kembali biaya yang termasuk di dalam sewa mobil tersebut, apakah sudah termasuk bensin, parkir, dan uang makan sopir.
By:
Open Trip
On 1:10 AM
Monday, April 7, 2014
Jalur Wisata: Jalur Alternatif Menuju Wisata Anyer, Karang Bolong dan Carita
Sebagai warga Banten yang baik, rasanya saya punya kewajiban untuk
membantu para wisatawan yang berkunjung ke Pantai Anyer, Carita dan
sekitarnya agar bisa sampai ke tujuan dengan cepat, aman dan nyaman.
Karena instansi terkait kurang memberikan petunjuk mengenai jalur
alternatif menuju wisata Pantai Anyer, mudah-mudahan tulisan ini bisa
bermanfaat.
Bagi wisatawan dari arah Jakarta dan sekitarnya yang ingin berlibur ke Pantai Anyer, Carita, Karang Bolong dan sekitarnya, saya sarankan dalam 3 bulan ke depan tidak mengambil jalur biasa yaitu : EXIT TOL CILEGON TIMUR/BARAT - CIWANDAN - PASAR ANYAR - ANYER.
Saya sangat tidak merekomendasikan mengambil jalur tersebut karena saat ini sedang dilaksanakan perbaikan jalan dengan pengecoran beton di sekitar Ciwandan (sekitar pintu KIEC / Krenceng). Selain itu, kondisi jalan juga rusak berat dikarenakan banyaknya Truk Tronton Pengangkut Batu ke Proyek PLTU Labuan.
Dikarenakan pengecoran jalan beton ini harus mencapai umur minimal 21 hari untuk bisa dilewati, maka saat ini hanya satu lajur saja yang boleh dilewati. Pengecoran jalan juga dilakukan spot - spot pada beberapa titik. Sehingga antrian mobil cukup panjang karena harus lewat bergiliran. Jadi, yang awalnya ingin liburan buat refreshing, kalau dalam perjalanan macet dan jalannya rusak, hilang deh refreshing nya.
Saya sarankan lewat JALUR ALTERNATIF : EXIT GERBANG TOL SERANG TIMUR - MASUK KOTA SERANG - JALAN SUDIRMAN - A YANI - CICERI - MALL SERANG / ALUN2 - KANTOR GUBERNUR, BELOK KANAN - 50 METER, MENTOK BELOK KIRI KE JALAN MAYOR SYAFEI - LAMPU MERAH KE 1 (ada Indomart di kiri), LEWATI - PERTIGAAN KEPANDEAN, BELOK KIRI KE JALAN LETNAN JIDUN - 100 m ada perempatan (SIMPANG BRIMOB), BELOK KANAN MENUJU TAKTAKAN - GUNUNG SARI - MANCAK - PASAR ANYAR.
Ikuti jalu tersebut, anda akan keluar di Pasar Anyar (depan mesjid). Dari situ jalan yang dilewati sudah lumayan bagus dan tidak macet.
Jika mengambil jalur Taktakan - Gunung Sari - Mancak - Anyer ini, anda akan menempu jarak sekitar 36 Km. Sekitar 13,5 Km dari Simpang Taktakan / Simpang Brimob, akan ada simpang tiga. Anda ambil jalan yang ke kanan yang berbelok menekuk. Tapi ada rambu penunjuk arah koq, jgn khawatir. Jalan memang tidak terlalu lebar (sekitar 4,5 - 5 m). Tetapi kondisi jalan secara umum cukup baik. Menempuh jalu ini dengan kecepatan normal (35 - 45 Km / Jam) memerlukan waktu sekitar 60 menit. Jalur ini terdapat banyak tikungan - tikungan dan turunan / tanjakan yang kurang standar (curam dan berkelok). Tetapi ini hanya dibagian tengahnya saja sampai menjelang ujung. Kondisi jalan yang berkelok2 mewajibkan anda untuk ekstra hati - hati, jangan terlalu ngebut dan ugal - ugalan. Cukup kecepatan maksimal 40 Km / jam saja.
Namun kondisi jalan yang berkelok2 terbayar lunas oleh pemandangan di sisi kiri dan kanan anda yang indah dan hijau. Sepanjang perjalanan anda akan disuguhi pemandangan bukit, gunung, lembah dan sawah yang hijau. Anda juga dapat berhenti sejenak ditengah - tengah jalur ini untuk melihat keindahan Cagar Alam RAWADANO.
Jika anda ingin mengambil rute ini, patokannya exit Tol Serang Timur, lalu anda menuju KEPANDEAN dan tanyakan Simpang Taktakan atau Simpang Brimob. Ambil arah ke Anyer.
Alternatif kedua jika tujuannya Pantai Carita, selain bisa menggunakan jalur Taktakan - Gn sari - mancak - Anyer, anda juga bisa menggunakan JALUR PALIMA - CIOMAS - CINANGKA / PASANG TENENG. dengan jarak tempuh 41, 00 Km. Rute nya sebagai berikut : EXIT TOL SERANG TIMUR - BELOK KANAN AMBIL ARAH TERMINAL PAKUPATAN - LEWATI TERMINAL PAKUPATAN, 100 m DARI TERMINAL ADA PERTIGAAN DENGAN LAMPU MERAH, BELOK KANAN MENUJU PALIMA, IKUTI RUTE INI SEKITAR 10 KM - LEWATI POLDA BANTEN - LEWATI PUSPEM PROVINSI BANTEN - SAMPAI PEREMPATAN PALIMA (YANG TIDAK ADA LAMPU MERAH, AMBIL ARAH LURUS KE CIOMAS - DI PERTIGAAN CIOMAS BELOK KANAN (JANGAN LURUS) - IKUTI RUTE JALAN YANG BERHOTMIX - KELUAR DI CINANGKA (LEWAT PASAR SIRIH SEDIKIT). Jalur alternatif ini sama memiliki medan berkelok dan naik turun, tetapi pemandangannya indah.
Bagi yang sering mabuk perjalanan, dua jalur alternatif diatas tadi memang tidak direkomendasikan. Tetapi jika kendaraan tidak terlalu dipacu dan diselingi oleh istirahat disepanjang perjalanan mungkin bisa juga.
Jadi, tetaplah berwisata ke Pantai Anyer, Karang Bolong, Carita dan Sekitarnya. Karena kunjungan anda ke Banten sangat berarti bagi industri wisata kami khususnya wisata pantai selat sunda. Oke, selamat berwisata, DRIVE SAFE !.
Bagi wisatawan dari arah Jakarta dan sekitarnya yang ingin berlibur ke Pantai Anyer, Carita, Karang Bolong dan sekitarnya, saya sarankan dalam 3 bulan ke depan tidak mengambil jalur biasa yaitu : EXIT TOL CILEGON TIMUR/BARAT - CIWANDAN - PASAR ANYAR - ANYER.
Saya sangat tidak merekomendasikan mengambil jalur tersebut karena saat ini sedang dilaksanakan perbaikan jalan dengan pengecoran beton di sekitar Ciwandan (sekitar pintu KIEC / Krenceng). Selain itu, kondisi jalan juga rusak berat dikarenakan banyaknya Truk Tronton Pengangkut Batu ke Proyek PLTU Labuan.
Dikarenakan pengecoran jalan beton ini harus mencapai umur minimal 21 hari untuk bisa dilewati, maka saat ini hanya satu lajur saja yang boleh dilewati. Pengecoran jalan juga dilakukan spot - spot pada beberapa titik. Sehingga antrian mobil cukup panjang karena harus lewat bergiliran. Jadi, yang awalnya ingin liburan buat refreshing, kalau dalam perjalanan macet dan jalannya rusak, hilang deh refreshing nya.
Saya sarankan lewat JALUR ALTERNATIF : EXIT GERBANG TOL SERANG TIMUR - MASUK KOTA SERANG - JALAN SUDIRMAN - A YANI - CICERI - MALL SERANG / ALUN2 - KANTOR GUBERNUR, BELOK KANAN - 50 METER, MENTOK BELOK KIRI KE JALAN MAYOR SYAFEI - LAMPU MERAH KE 1 (ada Indomart di kiri), LEWATI - PERTIGAAN KEPANDEAN, BELOK KIRI KE JALAN LETNAN JIDUN - 100 m ada perempatan (SIMPANG BRIMOB), BELOK KANAN MENUJU TAKTAKAN - GUNUNG SARI - MANCAK - PASAR ANYAR.
Ikuti jalu tersebut, anda akan keluar di Pasar Anyar (depan mesjid). Dari situ jalan yang dilewati sudah lumayan bagus dan tidak macet.
Jika mengambil jalur Taktakan - Gunung Sari - Mancak - Anyer ini, anda akan menempu jarak sekitar 36 Km. Sekitar 13,5 Km dari Simpang Taktakan / Simpang Brimob, akan ada simpang tiga. Anda ambil jalan yang ke kanan yang berbelok menekuk. Tapi ada rambu penunjuk arah koq, jgn khawatir. Jalan memang tidak terlalu lebar (sekitar 4,5 - 5 m). Tetapi kondisi jalan secara umum cukup baik. Menempuh jalu ini dengan kecepatan normal (35 - 45 Km / Jam) memerlukan waktu sekitar 60 menit. Jalur ini terdapat banyak tikungan - tikungan dan turunan / tanjakan yang kurang standar (curam dan berkelok). Tetapi ini hanya dibagian tengahnya saja sampai menjelang ujung. Kondisi jalan yang berkelok2 mewajibkan anda untuk ekstra hati - hati, jangan terlalu ngebut dan ugal - ugalan. Cukup kecepatan maksimal 40 Km / jam saja.
Namun kondisi jalan yang berkelok2 terbayar lunas oleh pemandangan di sisi kiri dan kanan anda yang indah dan hijau. Sepanjang perjalanan anda akan disuguhi pemandangan bukit, gunung, lembah dan sawah yang hijau. Anda juga dapat berhenti sejenak ditengah - tengah jalur ini untuk melihat keindahan Cagar Alam RAWADANO.
Jika anda ingin mengambil rute ini, patokannya exit Tol Serang Timur, lalu anda menuju KEPANDEAN dan tanyakan Simpang Taktakan atau Simpang Brimob. Ambil arah ke Anyer.
Alternatif kedua jika tujuannya Pantai Carita, selain bisa menggunakan jalur Taktakan - Gn sari - mancak - Anyer, anda juga bisa menggunakan JALUR PALIMA - CIOMAS - CINANGKA / PASANG TENENG. dengan jarak tempuh 41, 00 Km. Rute nya sebagai berikut : EXIT TOL SERANG TIMUR - BELOK KANAN AMBIL ARAH TERMINAL PAKUPATAN - LEWATI TERMINAL PAKUPATAN, 100 m DARI TERMINAL ADA PERTIGAAN DENGAN LAMPU MERAH, BELOK KANAN MENUJU PALIMA, IKUTI RUTE INI SEKITAR 10 KM - LEWATI POLDA BANTEN - LEWATI PUSPEM PROVINSI BANTEN - SAMPAI PEREMPATAN PALIMA (YANG TIDAK ADA LAMPU MERAH, AMBIL ARAH LURUS KE CIOMAS - DI PERTIGAAN CIOMAS BELOK KANAN (JANGAN LURUS) - IKUTI RUTE JALAN YANG BERHOTMIX - KELUAR DI CINANGKA (LEWAT PASAR SIRIH SEDIKIT). Jalur alternatif ini sama memiliki medan berkelok dan naik turun, tetapi pemandangannya indah.
Bagi yang sering mabuk perjalanan, dua jalur alternatif diatas tadi memang tidak direkomendasikan. Tetapi jika kendaraan tidak terlalu dipacu dan diselingi oleh istirahat disepanjang perjalanan mungkin bisa juga.
Jadi, tetaplah berwisata ke Pantai Anyer, Karang Bolong, Carita dan Sekitarnya. Karena kunjungan anda ke Banten sangat berarti bagi industri wisata kami khususnya wisata pantai selat sunda. Oke, selamat berwisata, DRIVE SAFE !.
By:
Open Trip
On 12:46 AM
Monday, March 31, 2014
Naik Kereta ke Situs Gunung Padang
Anda mau pergi ke kawasan situs Gunung Padang, yang
makin terkenal itu? Sekarang lebih mudah kalau mau ke sana. Naik kereta
api saja. Kalau dari Jakarta, kita bisa naik KRL tujuan Bogor. Nah, di
Bogor kita berganti kereta api tujuan Sukabumi. Nama kereta apinya
Pangrango. Kereta api ini eksklusif lho dan ber-AC. Harga tiketnya untuk
kelas ekonomi Rp20.000, dan kelas eksekutif Rp50.000. Waktu tempuh
Bogor – Sukabumi sekitar 2 jam. Presiden SBY, tempo hari sudah mencoba
naik kereta ini. Kelihatannya sih nyaman dan masih gres karena baru
diresmikan November 2013 lalu.
Jangan sampai ketinggalan ya, karena jadwal
kereta ini hanya 3 kali sehari dari Bogor. Pagi hari, siang dan sore.
Mirip seperti minum obat, he he. Begitu sampai di Sukabumi, kita
berganti kereta untuk sampai ke Cianjur dan melewati situs Gunung
Padang. Rangkaian kereta Sukabumi – Cianjur namanya Siliwangi, yang baru
diresmikan awal Februari ini. Nah kereta api Siliwangi inilah yang
melanjutkan perjalanan menuju Cianjur.
Anehnya, nama Siliwangi dan Pangrango agak
kurang pas jika disesuaikan dengan sejarah. Seharusnya kereta dari Bogor
ke Sukabumi-lah yang Siliwangi karena nama itu paling cocok untuk
Bogor. Dulu kan Bogor bernama Pakuan, ibukota kerajaan Siliwangi.
Sedangkan Pangrango-lah seharusnya nama untuk kereta jalur Sukabumi –
Cianjur karena berjalan dekat lereng-lereng gunung Pangrango. Entahlah
apa pertimbangan PT. KAI menukar nama itu.
Kembali ke situs Gunung Padang. Dari Sukabumi,
kita berganti kereta dan jangan lupa bayar lagi… hehe, karena rutenya
berbeda. Ongkos pertama hanya untuk sampai di Sukabumi. Begitu kereta
berganti menjadi Siliwangi, kita harus merogoh kocek lagi, kelas
eksekutif Rp 35.000, kelas ekonomi Rp 20.000. Berarti kalau kita dari
Jakarta, kalau naik kelas eksekutif cukup merogoh Rp 100.000, sudah
sampai di situs Gunung Padang. Cukup terjangkau lah, dengan kenyamanan
keretanya.
Sumber: http://wisata.kompasiana.com
Sumber: http://wisata.kompasiana.com
By:
Open Trip
On 8:59 PM
Saturday, March 29, 2014
Rute dan Peta Wisata Bromo: Ke Penanjakan Bromo Yuk!!
Pegunungan Tengger memang selalu menjadi pilihan menarik bagi
penikmat tracking. Satu-satunya gunung di Jawa yang butuh waktu
berhari-hari untuk mendakinya sampai puncak adalah Semeru, salah satu
anggota dari pegunungan Tengger.
Bromo, yang juga masuk dalam pegunungan Tengger, sebenarnya merupakan sebentuk kecil dari Pegunungan Tengger. Dulu Tengger adalah gunung tertinggi di Jawa dengan tinggi lebih dari 4000 meter dpl, sekarang hanya tersisa Bromo yang masih aktif dengan ketinggian setengah dari Tengger pada zaman dulu.
Ada satu bangunan unik yang apik berdiri di bawah kaki Bromo dan Batok (tetangga Bromo), yaitu Pura yang megah sebagai tempat ibadah teman-teman Hindu. Selain unik karena bentuknya, pura ini juga unik karena letaknya yang cukup ekstrem, di tengah lautan Pasir, di mana rumput pun enggan untuk tumbuh. Butuh menapaki sekian kilometer untuk mendapati rumah penduduk dari Pura ini. Penduduk daerah ini sebagian besar memang beragama Hindu. Konon, dulu ketika ajaran islam masuk ke Jawa, pemeluk agama Hindu semakin tersisih sehingga terjadi hijrah besar-besaran ke Bali dan pegunungan. Mungkin itu yang menjadi alasan penduduk Bali sebagian besar memeluk Hindu, begitu pula dengan penduduk Bromo.
Untuk mencapai Bromo, wisatawan kebanyakan mengambil jalan lewat Probolinggo. Kalau tidak menggunakan kendaraan pribadi, kita bisa menggunakan jasa Elf dari Probolinggo sampai Cemoro Lawang, yaitu daerah tempat wisatawan berkumpul untuk menikmati Bromo keesokan paginya.
Indie Way to Bromo
Dari Malang, tepatnya terminal Arjosari, carilah angkutan warna putih yang menuju Tumpang. Turun di satu gang tempat kediaman Cak Nu, pemilik persewaan Jeep dan Truk. Kalau pembaca yang budiman benar-benar mau ke sana, hubungi kami untuk mendapat nomor Cak Nu. Berangkatlah sore hari karena kalau kemalaman kemungkinan angkutan tidak ada lagi, kalau kepagian jadi bingung mau ngapain di sana. perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam dengan biaya sekitar 4 ribu.
Rumah Cak Nu sering kali didatangi orang-orang yang tidak dikenalnya, dengan motif sama: nebeng sampai Jemplangan atau bahkan Ranu Pane. Saking sudah biasanya, Cak Nu menyediakan kamar khusus untuk tamu.
Sekitar pukul 7, truk Cak Nu berangkat. Tujuannya adalah mengantarkan barang-barang pertanian ke satu tempat dekat Ranu Pane, danau yang kontroversial itu. Untuk jasa nebeng sampai Jemplangan, biasanya dikenakan biaya 25 ribu/penebeng (nego).
perjalanan truk memakan waktu 1 jam tepat. Satu jam yang diisi dengan ratusan kali decakan kagum. Penebeng biasanya ditempatkan di belakang truk sehingga bisa melihat dengan leluasa. Pemandangan yang sungguh menyenangkan mata dan memantapkan doktrin bahwa manusia bukan apa-apa. Hampir sepanjang perjalanan dijalani dengan mendaki. Pertama-tama, mata kita disuguhi dengan sebuah desa yang hampir di setiap halaman rumahnya ditanami dengan dua buah pohon apel.
Udara yang memang sudah dingin ditambah hempasan angin yang semakin kencang akibat percepatan truk membuat tangan semakan kaku. Kaos, sweater, dan jaket tebal yang serempak dipakai sekaligus pun tidak bisa unjuk gigi. Tapi pemandangan berikutnya seakan menghangatkan semua itu. Semeru terlihat jelas di sebelah kanan jalan. Indahnya gunung ini, apalagi ketika asap tebal sedang diembuskannya setiap 20 menit sekali.
Di sebelah kiri, bermacam tanaman tertata rapi, simetris. Kebun kol diselingi dengan jagung. Sekali-sekali daun bawang yang diselingi jagung. Kadang ketiganya berkolaborasi dalam satu lahan menampakkan formasi seperti upacara SD di masa kecil dulu. Mungkin ini yang disebut dengan tumpang sari.
Secara menakjubkan, akan terlihat sebuah desa. Sebuah desa di ketinggian sekitar 2000 meter dpl! Ngadas namanya. Ini merupakan desa tertinggi dengan nomor urut dua setelah salah satu desa di Jayawijaya. Desa ini bisa dikatakan cukup padat, bahkan lebih padat dari desa sebelumnya yang halamannya diisi dengan pohon apel.
Dari Jemplangan, petualangan dimulai. Kita harus menuruni bukit yang cukup curam dan licin. Harus hati-hati melewatinya karena ada beberapa titik yang lebar tracknya hanya pas untuk 2 buah telapak kaki yang dirapatkan, lengah sedikit, khatam sudah. Bukit ini dipenuhi dengan rerumputan dan semak belukar sehingga mata masih bisa melihat jauh berkilo-kilometer ke kanan, kiri, dan depan.
Pemandangan gunung Telletubies (entah apa nama sebenarnya, tapi bentuknya mirip rumah Telletubies, maka sebut saja demikian) sedapnya bukan main. Juga pemandangan hamparan sabana di bawah sana, harum. Terkadang kita akan menemui track yang putus karena sudah berhari-hari tidak ada orang yang lewat. Inilah bagian paling sulit. Setelah menuruni bukit selama satu jam, sampailah ke Bantengan, yaitu shelter yang bentuknya seperti gazebo.
perjalanan selanjutnya adalah jalan datar yang beberapa kali dilewati jeep. Di kanan kiri jalan, hamparan rerumputan indah melambai bersahut-sahutan. Di kiri jalan juga terlihat gunung telletubies. Walaupun pemandangan monoton hanya pada rerumputan dan gunung teletubbies, tapi itu sama sekali tidak menimbulkan rasa bosan. Dari Bantengan sampai perbatasan Sabana dengan lautan pasir memakan waktu perjalanan 2 jam.
Perbatasan Sabana dan lautan pasir bisa dijadikan tempat peristirahatan dan foto-foto. Pemandangan Bapak tua yang membawa rumput hasil ngaritnya yang melebihi besar badannya menjadi hal yang biasa terihat. Mungkin mereka membawa rumput dari kawasan Sabana. Sepertinya untuk makanan Kuda. Maklum saja, Kuda menjadi alat transportasi utama di Tengger.
Satu setengah jam berikutnya tidak ada jeep track seperti sebelumnya. Tidak pula rerumputan. Sepertinya tidak ada rumput yang sanggup hidup di lautan pasir. Lautan pasir luas yang ditaburi pecahan-pecahan batu. Patokan perjalanannya adalah Cemoro Lawang yang ditandai dengan beberapa tower. Mudah untuk mengidentifikasikannya. Pemandangannya berubah menjadi padang pasir. Di sebelah kiri, kita akan ditemani oleh Gunung Batok yang bersebelahan dengan Bromo. Sesekali kabut asap Bromo turun. Baunya jelas seperti Belerang. Berbahaya kalau terlalu banyak menghirupnya. Karena itulah disarankan untuk membatalkan pendakian kalau asap mengepul.
Cemoro Lawang
Bermacam hotel yang ditawarkan di Cemoro Lawang. Harga tentu beragam. Salah satu Hotel ada yang harga kamarnya 50 ribu dengan dua buah dipan. Sepertinya itu yang termurah. Kalau uang berlebih, bisa juga menginap di Long View, hotel terbaik di Cemoro Lawang.
Sebagai bekal di malam harinya, kita bisa membeli topi kupluk, sarung tangan, dan syal. Jangan lupa menawar sebelum membeli. Sarung tangan seharga 3 ribu. Kupluk dan syal masing-masing 7500. Bahkan ada juga penyewaan jaket tebal, 25 ribu per hari.
Untuk mempersiapkan perjalanan keesokan paginya menuju Pananjakan dan Bromo, kita harus mencari Jeep terlebih dahulu. Pananjakan adalah nama perbukitan tertinggi yang mengelilingi Bromo, Batok, dkk. Mayoritas wisatawan yang menginap di Cemoro Lawang menargetkan Pananjakan dan Bromo. Di Pananjakan mencari view sun rise sedangkan di Bromo mencari view kawah.
Sebetulnya kita tinggal membeli voucher seharga 275 ribu untuk perjalanan satu Jeep ke Pananjakan dan Bromo. Isi Jeep maksimal 6 orang. Mudah sekali kalau kita pergi rombongan. Tinggal harga jeep 275 ribu dibagi 6 saja. Tapi kalau kita Cuma sendiri atau berdua, kalau mau irit, kita harus mencari wisatawan lain yang bisa berangkat dengan kita supaya biaya Jeep bisa dibagi banyak orang, mudah mencarinya kalau weekend karena wisatawan bejibun, dan hamper semuanya mau ke Pananjakan dan mau harga murah.
Akan banyak calo yang menawarkan sewa Jeep seharga 325 ribu/Jeep. Lebih mahal memang, tapi ada servis tambahan dari sang calo untuk membangunkan kita pukul 3 pagi, tentunya dengan memberitahukan letak hotel kita terlebih dahulu. Ada lagi biaya wisatawan 6 ribu/ orang, dipungut saat Jeep mau meluncur.
Tentang makanan, banyak pilihan yang tersedia. Nasi pecel dengan telur di salah satu warung kecil dibandrol 5 ribu, nasi soto ayam 7500. Yang lebih mewah juga banyak, tentu harga akan ikut mewah.
Sekedar saran, tidurlah lebih cepat supaya besok paginya bisa bangun cepat. Jangan lupa mempersiapkan jaket, sarung tangan, kupluk, dan sedikit makanan dari malam hari karena ketika bangun keesokan paginya, itu adalah puncak perasaan dingin yang luar biasa. Berbicara saja terbata-bata karena otot rahang tidak mau berdamai.
Pananjakan-Bromo
Pukul 3.15 si calo akan membangunkan kita. Jeep berkumpul di Cemoro Indah. Kalau sudah bayar, Jeep bisa langsung jalan. Setengah jam kira-kira perjalanan ke Pananjakan. Ramai sekali kalau weekend. Jangan lupa hapalkan plat nomor Jeep dan tempat parkirnya. Repot kalau lupa karena ada puluhan (mungkin ratusan) Jeep lain yang bodinya mirip semua.
Dari tempat parkir menuju view area, kira-kira 15 menit perjalanan. Sebagian jalan aspal, sebagian lagi menaiki tangga. Sepanjang perjalanan itu, banyak sekali pedagang. Ada yang menyewakan jaket. Pedagang edelweiss. Penjual kupluk, sarung tangan, dan syal. Ada juga yang menawarkan jasa ojeg sampai bawah tangga. Kios-kios kecil juga menjamur.
Kalau kurang beruntung, sunrise yang dikejar tidak tampak karena tertutup awan. Namanya juga alam. Kalau mau aman, datanglah ke Bromo ketika musim kemarau karena langit akan bersih. Tapi siap-siap dengan suhu yang lebih mencekam. Bisa dua kali lipat lebih dingin. Memang aneh suhu di sini, berbanding terbalik dengan cuaca.
Biaya Jeep itu sudah termasuk mampir di Bromo. Tempat pemberhentian Jeep bukan di bawah kaki Bromo, tapi masih lumayan jauh. Jeep tidak bisa masuk sampai kaki Bromo karena bisa terjadi adu jotos dengan penyewa jasa antar dengan kuda. Ini masalah perut, susah.
Sejak turun dari Jeep sampai mencapai puncak Bromo butuh waktu perjalanan 30 – 45 menit. Sebagian jalan pasir yang menanjak, sebagian lagi tangga. Yang tidak menyenangkan adalah sepanjang perjalanan menuju bawah tangga, banyak kotoran kuda. Ratusan kuda berseliweran bolak-balik tak henti-hentinya. Ada beberapa kuda yang bagian belakangnya dipasang semacam kain sehingga kotoran tidak terbuang ke jalan. Tapi hanya beberapa saja yang demikian.
Kenikmatan pemandangan mulai terasa ketika menaiki tangga. Di sebelah kanan, jelas terlihat gunung Batok. Di sebelah kiri tampak lautan pasir. Di bawah tampak Pura megah yang tertata sangat apik.
Sampai di atas, kita bisa puas memandang ke sekeliling. Bonusnya adalah pemandangan kawah Bromo. Asap putih masih tak henti-hentinya keluar dari beberapa titik di kawah menandakan Bromo masih aktif.
Tidak ada apa-apa di dalam kawah, hanya kumpulan pasir yang membentuk daratan kecil tidak penuh dihiasi dengan beberapa lubang yang lebih mirip jurang tanpa terlihat dasarnya. Samar-samar terlihat di dasar kawah tersebut ada susunan batu yang membentuk satu tulisan. KIPPALA. Sepertinya nama sekumpulan pecinta alam. Entah bagaimana mereka bisa sampai di bawah sana. Entah bagaimana mereka melewati jurang-jurang tanpa dasar tersebut. Mengambil risiko menghirup asap putih berbau belereng itu. Hebat.
Setelah puas dengan perjalanan itu, tidak ada jalan lain, harus menuruni tangga melelahkan itu lagi, mengarungi jalanan pasir berkotoran kuda itu lagi, baru sampai di parkiran Jeep.
Dengan ritmik perjalanan seperti itu, kira-kira akan sampai di Cemoro Lawang lagi pukul 9. Jadi, total perjalanan ke Pananjakan dan Bromo memakan waktu 5 jam. Cukup melelahkan, tapi menyenangkan.
Elf menuju Probolinggo selalu siaga di Cemoro Lawang. Pemandangan selama perjalanan di Elf ini masih menyenangkan. Masih dipenuhi dengan kebun kol yang berseling dengan jagung dan bawang. Udara juga masih sejuk.
Dari Probolinggo, ada bis non-AC ke Malang (Arjosari) dengan biaya 14 ribu. Kalau mau langsung pulang ke Jakarta silakan cari lagi angkutan yang menuju stasiun Malang.
Sumber: backpackinmagazine.com
Bromo, yang juga masuk dalam pegunungan Tengger, sebenarnya merupakan sebentuk kecil dari Pegunungan Tengger. Dulu Tengger adalah gunung tertinggi di Jawa dengan tinggi lebih dari 4000 meter dpl, sekarang hanya tersisa Bromo yang masih aktif dengan ketinggian setengah dari Tengger pada zaman dulu.
Ada satu bangunan unik yang apik berdiri di bawah kaki Bromo dan Batok (tetangga Bromo), yaitu Pura yang megah sebagai tempat ibadah teman-teman Hindu. Selain unik karena bentuknya, pura ini juga unik karena letaknya yang cukup ekstrem, di tengah lautan Pasir, di mana rumput pun enggan untuk tumbuh. Butuh menapaki sekian kilometer untuk mendapati rumah penduduk dari Pura ini. Penduduk daerah ini sebagian besar memang beragama Hindu. Konon, dulu ketika ajaran islam masuk ke Jawa, pemeluk agama Hindu semakin tersisih sehingga terjadi hijrah besar-besaran ke Bali dan pegunungan. Mungkin itu yang menjadi alasan penduduk Bali sebagian besar memeluk Hindu, begitu pula dengan penduduk Bromo.
Untuk mencapai Bromo, wisatawan kebanyakan mengambil jalan lewat Probolinggo. Kalau tidak menggunakan kendaraan pribadi, kita bisa menggunakan jasa Elf dari Probolinggo sampai Cemoro Lawang, yaitu daerah tempat wisatawan berkumpul untuk menikmati Bromo keesokan paginya.
Indie Way to Bromo
Dari Malang, tepatnya terminal Arjosari, carilah angkutan warna putih yang menuju Tumpang. Turun di satu gang tempat kediaman Cak Nu, pemilik persewaan Jeep dan Truk. Kalau pembaca yang budiman benar-benar mau ke sana, hubungi kami untuk mendapat nomor Cak Nu. Berangkatlah sore hari karena kalau kemalaman kemungkinan angkutan tidak ada lagi, kalau kepagian jadi bingung mau ngapain di sana. perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam dengan biaya sekitar 4 ribu.
Rumah Cak Nu sering kali didatangi orang-orang yang tidak dikenalnya, dengan motif sama: nebeng sampai Jemplangan atau bahkan Ranu Pane. Saking sudah biasanya, Cak Nu menyediakan kamar khusus untuk tamu.
Sekitar pukul 7, truk Cak Nu berangkat. Tujuannya adalah mengantarkan barang-barang pertanian ke satu tempat dekat Ranu Pane, danau yang kontroversial itu. Untuk jasa nebeng sampai Jemplangan, biasanya dikenakan biaya 25 ribu/penebeng (nego).
perjalanan truk memakan waktu 1 jam tepat. Satu jam yang diisi dengan ratusan kali decakan kagum. Penebeng biasanya ditempatkan di belakang truk sehingga bisa melihat dengan leluasa. Pemandangan yang sungguh menyenangkan mata dan memantapkan doktrin bahwa manusia bukan apa-apa. Hampir sepanjang perjalanan dijalani dengan mendaki. Pertama-tama, mata kita disuguhi dengan sebuah desa yang hampir di setiap halaman rumahnya ditanami dengan dua buah pohon apel.
Udara yang memang sudah dingin ditambah hempasan angin yang semakin kencang akibat percepatan truk membuat tangan semakan kaku. Kaos, sweater, dan jaket tebal yang serempak dipakai sekaligus pun tidak bisa unjuk gigi. Tapi pemandangan berikutnya seakan menghangatkan semua itu. Semeru terlihat jelas di sebelah kanan jalan. Indahnya gunung ini, apalagi ketika asap tebal sedang diembuskannya setiap 20 menit sekali.
Di sebelah kiri, bermacam tanaman tertata rapi, simetris. Kebun kol diselingi dengan jagung. Sekali-sekali daun bawang yang diselingi jagung. Kadang ketiganya berkolaborasi dalam satu lahan menampakkan formasi seperti upacara SD di masa kecil dulu. Mungkin ini yang disebut dengan tumpang sari.
Secara menakjubkan, akan terlihat sebuah desa. Sebuah desa di ketinggian sekitar 2000 meter dpl! Ngadas namanya. Ini merupakan desa tertinggi dengan nomor urut dua setelah salah satu desa di Jayawijaya. Desa ini bisa dikatakan cukup padat, bahkan lebih padat dari desa sebelumnya yang halamannya diisi dengan pohon apel.
Dari Jemplangan, petualangan dimulai. Kita harus menuruni bukit yang cukup curam dan licin. Harus hati-hati melewatinya karena ada beberapa titik yang lebar tracknya hanya pas untuk 2 buah telapak kaki yang dirapatkan, lengah sedikit, khatam sudah. Bukit ini dipenuhi dengan rerumputan dan semak belukar sehingga mata masih bisa melihat jauh berkilo-kilometer ke kanan, kiri, dan depan.
Pemandangan gunung Telletubies (entah apa nama sebenarnya, tapi bentuknya mirip rumah Telletubies, maka sebut saja demikian) sedapnya bukan main. Juga pemandangan hamparan sabana di bawah sana, harum. Terkadang kita akan menemui track yang putus karena sudah berhari-hari tidak ada orang yang lewat. Inilah bagian paling sulit. Setelah menuruni bukit selama satu jam, sampailah ke Bantengan, yaitu shelter yang bentuknya seperti gazebo.
perjalanan selanjutnya adalah jalan datar yang beberapa kali dilewati jeep. Di kanan kiri jalan, hamparan rerumputan indah melambai bersahut-sahutan. Di kiri jalan juga terlihat gunung telletubies. Walaupun pemandangan monoton hanya pada rerumputan dan gunung teletubbies, tapi itu sama sekali tidak menimbulkan rasa bosan. Dari Bantengan sampai perbatasan Sabana dengan lautan pasir memakan waktu perjalanan 2 jam.
Perbatasan Sabana dan lautan pasir bisa dijadikan tempat peristirahatan dan foto-foto. Pemandangan Bapak tua yang membawa rumput hasil ngaritnya yang melebihi besar badannya menjadi hal yang biasa terihat. Mungkin mereka membawa rumput dari kawasan Sabana. Sepertinya untuk makanan Kuda. Maklum saja, Kuda menjadi alat transportasi utama di Tengger.
Satu setengah jam berikutnya tidak ada jeep track seperti sebelumnya. Tidak pula rerumputan. Sepertinya tidak ada rumput yang sanggup hidup di lautan pasir. Lautan pasir luas yang ditaburi pecahan-pecahan batu. Patokan perjalanannya adalah Cemoro Lawang yang ditandai dengan beberapa tower. Mudah untuk mengidentifikasikannya. Pemandangannya berubah menjadi padang pasir. Di sebelah kiri, kita akan ditemani oleh Gunung Batok yang bersebelahan dengan Bromo. Sesekali kabut asap Bromo turun. Baunya jelas seperti Belerang. Berbahaya kalau terlalu banyak menghirupnya. Karena itulah disarankan untuk membatalkan pendakian kalau asap mengepul.
Cemoro Lawang
Bermacam hotel yang ditawarkan di Cemoro Lawang. Harga tentu beragam. Salah satu Hotel ada yang harga kamarnya 50 ribu dengan dua buah dipan. Sepertinya itu yang termurah. Kalau uang berlebih, bisa juga menginap di Long View, hotel terbaik di Cemoro Lawang.
Sebagai bekal di malam harinya, kita bisa membeli topi kupluk, sarung tangan, dan syal. Jangan lupa menawar sebelum membeli. Sarung tangan seharga 3 ribu. Kupluk dan syal masing-masing 7500. Bahkan ada juga penyewaan jaket tebal, 25 ribu per hari.
Untuk mempersiapkan perjalanan keesokan paginya menuju Pananjakan dan Bromo, kita harus mencari Jeep terlebih dahulu. Pananjakan adalah nama perbukitan tertinggi yang mengelilingi Bromo, Batok, dkk. Mayoritas wisatawan yang menginap di Cemoro Lawang menargetkan Pananjakan dan Bromo. Di Pananjakan mencari view sun rise sedangkan di Bromo mencari view kawah.
Sebetulnya kita tinggal membeli voucher seharga 275 ribu untuk perjalanan satu Jeep ke Pananjakan dan Bromo. Isi Jeep maksimal 6 orang. Mudah sekali kalau kita pergi rombongan. Tinggal harga jeep 275 ribu dibagi 6 saja. Tapi kalau kita Cuma sendiri atau berdua, kalau mau irit, kita harus mencari wisatawan lain yang bisa berangkat dengan kita supaya biaya Jeep bisa dibagi banyak orang, mudah mencarinya kalau weekend karena wisatawan bejibun, dan hamper semuanya mau ke Pananjakan dan mau harga murah.
Akan banyak calo yang menawarkan sewa Jeep seharga 325 ribu/Jeep. Lebih mahal memang, tapi ada servis tambahan dari sang calo untuk membangunkan kita pukul 3 pagi, tentunya dengan memberitahukan letak hotel kita terlebih dahulu. Ada lagi biaya wisatawan 6 ribu/ orang, dipungut saat Jeep mau meluncur.
Tentang makanan, banyak pilihan yang tersedia. Nasi pecel dengan telur di salah satu warung kecil dibandrol 5 ribu, nasi soto ayam 7500. Yang lebih mewah juga banyak, tentu harga akan ikut mewah.
Sekedar saran, tidurlah lebih cepat supaya besok paginya bisa bangun cepat. Jangan lupa mempersiapkan jaket, sarung tangan, kupluk, dan sedikit makanan dari malam hari karena ketika bangun keesokan paginya, itu adalah puncak perasaan dingin yang luar biasa. Berbicara saja terbata-bata karena otot rahang tidak mau berdamai.
Pananjakan-Bromo
Pukul 3.15 si calo akan membangunkan kita. Jeep berkumpul di Cemoro Indah. Kalau sudah bayar, Jeep bisa langsung jalan. Setengah jam kira-kira perjalanan ke Pananjakan. Ramai sekali kalau weekend. Jangan lupa hapalkan plat nomor Jeep dan tempat parkirnya. Repot kalau lupa karena ada puluhan (mungkin ratusan) Jeep lain yang bodinya mirip semua.
Dari tempat parkir menuju view area, kira-kira 15 menit perjalanan. Sebagian jalan aspal, sebagian lagi menaiki tangga. Sepanjang perjalanan itu, banyak sekali pedagang. Ada yang menyewakan jaket. Pedagang edelweiss. Penjual kupluk, sarung tangan, dan syal. Ada juga yang menawarkan jasa ojeg sampai bawah tangga. Kios-kios kecil juga menjamur.
Kalau kurang beruntung, sunrise yang dikejar tidak tampak karena tertutup awan. Namanya juga alam. Kalau mau aman, datanglah ke Bromo ketika musim kemarau karena langit akan bersih. Tapi siap-siap dengan suhu yang lebih mencekam. Bisa dua kali lipat lebih dingin. Memang aneh suhu di sini, berbanding terbalik dengan cuaca.
Biaya Jeep itu sudah termasuk mampir di Bromo. Tempat pemberhentian Jeep bukan di bawah kaki Bromo, tapi masih lumayan jauh. Jeep tidak bisa masuk sampai kaki Bromo karena bisa terjadi adu jotos dengan penyewa jasa antar dengan kuda. Ini masalah perut, susah.
Sejak turun dari Jeep sampai mencapai puncak Bromo butuh waktu perjalanan 30 – 45 menit. Sebagian jalan pasir yang menanjak, sebagian lagi tangga. Yang tidak menyenangkan adalah sepanjang perjalanan menuju bawah tangga, banyak kotoran kuda. Ratusan kuda berseliweran bolak-balik tak henti-hentinya. Ada beberapa kuda yang bagian belakangnya dipasang semacam kain sehingga kotoran tidak terbuang ke jalan. Tapi hanya beberapa saja yang demikian.
Kenikmatan pemandangan mulai terasa ketika menaiki tangga. Di sebelah kanan, jelas terlihat gunung Batok. Di sebelah kiri tampak lautan pasir. Di bawah tampak Pura megah yang tertata sangat apik.
Sampai di atas, kita bisa puas memandang ke sekeliling. Bonusnya adalah pemandangan kawah Bromo. Asap putih masih tak henti-hentinya keluar dari beberapa titik di kawah menandakan Bromo masih aktif.
Tidak ada apa-apa di dalam kawah, hanya kumpulan pasir yang membentuk daratan kecil tidak penuh dihiasi dengan beberapa lubang yang lebih mirip jurang tanpa terlihat dasarnya. Samar-samar terlihat di dasar kawah tersebut ada susunan batu yang membentuk satu tulisan. KIPPALA. Sepertinya nama sekumpulan pecinta alam. Entah bagaimana mereka bisa sampai di bawah sana. Entah bagaimana mereka melewati jurang-jurang tanpa dasar tersebut. Mengambil risiko menghirup asap putih berbau belereng itu. Hebat.
Setelah puas dengan perjalanan itu, tidak ada jalan lain, harus menuruni tangga melelahkan itu lagi, mengarungi jalanan pasir berkotoran kuda itu lagi, baru sampai di parkiran Jeep.
Dengan ritmik perjalanan seperti itu, kira-kira akan sampai di Cemoro Lawang lagi pukul 9. Jadi, total perjalanan ke Pananjakan dan Bromo memakan waktu 5 jam. Cukup melelahkan, tapi menyenangkan.
Elf menuju Probolinggo selalu siaga di Cemoro Lawang. Pemandangan selama perjalanan di Elf ini masih menyenangkan. Masih dipenuhi dengan kebun kol yang berseling dengan jagung dan bawang. Udara juga masih sejuk.
Dari Probolinggo, ada bis non-AC ke Malang (Arjosari) dengan biaya 14 ribu. Kalau mau langsung pulang ke Jakarta silakan cari lagi angkutan yang menuju stasiun Malang.
Sumber: backpackinmagazine.com
By:
Open Trip
On 10:52 AM
Rute dan Peta Menuju Sawarna
Rute Jalan dan Angkutan Umum ke Sawarna Lewat Serang
Oleh karena itulah dulang777.com akan menocba memberikan informasi rute menuju sawarna dan angkutan umum menuju sawarna. Rute menuju sawarna tenttu saja untuk pengguna mobil pribadi dan motor sedangkan angkutan umun untuk para traveler atau backpaker.
Rute dan angkutan menuju sawarna dulang777.com membaginya kedalam dua bagian besar. Pertama sukabumi dan kedua melalui Banten, untuk rute banten ini terbagi kedalam dua rute dapat lewat rute serang dan rute rangkasbitung.
Rute dan angkutan umum menuju Sawarna Lewat Banten
Pertimbangan melalui banten adalah tentu saja karena Sawarna terletak di Banten. Pertimbangan melalui rute ini tidak akan kenal macet akan tetapi di beberapa titik akan menemui jalan yang rusak.
Rute menuju sawarna lewat Banten ini dibahas adalah rute dari Jakarta. Rute menuju sawarna melalui Banten terbagi kedalam 2 rute yaitu melalui serang Banten dan Melalui Rangkasbitung. Dalam artikel ini akan di bahas rute melalui Serang Banten terlebih dahulu
Rute dan angkutan umum menuju Sawarna Lewat Serang Banten
Bagi Anda yang berencana ke sawarna menggunakan mobil pribadi dan motor, melalui serang ini bisa menjadi pilihan. Perjalanan dengan menggunakan angkutan pribadi ini bisa memakan waktu sekitar 6 hingga 8 jam.
Rute Mobil pribadi menuju sawarna lewat serang
Menggunakan Mobil pribadi menuju sawarna seperti terlihat di peta diatas harus ke Serang Banten terlebih dahulu. Menuju Serang dapat melalui Tol Jakarta- Merak kemudian keluar di pintu Tol Serang Timur.Dari Pintu Tol Serang Timur menuju ke arah terminal Pakupatan. Dari terminal lurus dan di lampu merah pertama dekat dengan Pom Bensin Pertamina belok Kiri menuju Palima (perlimaan) Serang banten dari palima ambil yang ke arah Baros dan pandeglang.
Dari baros mendekati masuk kota pandeglang anda akan memiliki dua pilihan, melalui alun-alun pandeglang atau ke pinggir. Dari Pandeglang kota atau pinggir pandeglang kita bisa menuju saketi. Jalan dari Pandeglang menuju saketi ini dibeberapa titik ada betonisasi jalan.
Jika sudah sampai di saketi ambil yang ke arah Malingping. Jalan saketi malingping inilah jalanya yang rusak dan jika perjalanan malam hari harus hati-hati karena minim penerangan jalan, jadi bersiaplah untuk menikmati perjalanannya.
Setelah sampai ke Malingping, kita bisa menuju ke Bayah. Jalan sepanjang jalan malingping bayah inilah terdapat banyak pantai-pantai yang menarik diataranya pantai bagedur, pantai cihara, pantai cibobos dan lainnya.
Rute Motor menuju sawarna lewat serang
Menggunakan Motor menuju sawarna dari Jakarta seperti terlihat dari peta diatas bisa menuju Serang melalui Tangerang terlebih dahulu. Perjalan ke Serang menempuh waktu kurang lebih 2 -3 jam dengan kecepatan rata – rata 60 KM/Jam dan tidak terlalu banyak berhenti.Dari Jakarta bisa ke jalan Daan mogot Jakarta Barat. Setelah di Jalan Daan Mogot Kita bisa menuju tangerang kota ( pemeritahan Kota tangerang). Setelah sampai di Tangerang kota kemudian mencari arah yang Cimone, di jalan ini agak ribet karena kita harus muter terlebih dahulu ke dalam kotanya.
Setelah sampai cimone, bisa menuju ke Cikupa Kabupaten Tangerang. Dari Cikupa perjalanan berlanjut menuju balaraja kemudian ke Cikande. Sepanjang jalan Cimone menuju cikande ini harus berhati-hati karena kita akan menemui banyak kendaraan besar pengangkut barang dari pabrik – pabrik dengan kapasisitas besar.
Setelah sampai cikande, perjalanan berlanjut ke Serang Banten. Sebelum sampai terminal pakupatan serang tepatnya dekat pom bensi dekat terminal pakupatan serang kemudian ambil kiri menuju palima. Setelah sampe palima perjalanan seperti rute mobil pribadi diatas.
Dari palima ambil yang ke arah Baros kemudian setelah medekati kota pandeglang, anda akan memiliki dua pilihan, melalui alun-alun pandeglang atau ke pinggir. Dari Pandeglang kota atau pinggir pandeglang kita bisa menuju saketi. Jalan dari Pandeglang menuju saketi ini dibeberapa titik ada betonisasi jalan.
Jika sudah sampai di saketi ambil yang ke arah Malingping. Jalan saketi malingping inilah jalanya yang rusak dan jika perjalanan malam hari harus hati-hati karena minim penerangan jalan, jadi bersiaplah untuk menikmati perjalanannya.
Setelah sampai ke Malingping, kita bisa menuju ke Bayah. Jalan sepanjang jalan malingping bayah inilah terdapat banyak pantai-pantai yang menarik diataranya pantai bagedur, pantai cihara, pantai cibobos dan lainnya.
Angkutan umum menuju sawarna lewat Serang
Untuk yang menggunakan Angkutan umum bisa dari terminal Kampung Rambutan, Kalideres dan Tanjung Priuk, atau bisa juga menunggu di Slipi Jaya di Sebrang Rumah sakit Harapan kita. Dari sana kita naik Bus menuju Merak tapi turun di terminal Pakupatan Serang.Ongkos Bisnya berbeda-beda, jika ingin lebih murah bisa naik Murni atau Asli, tapi biasanya hanya dari Kali Deres. Jika naik Arimbi atau primajasa sekitar 17 ribu dihari biasa untuk AC, itu dari Kampung rambutan dan Pulo Gadung.
Dari Pakupatan- Serang, kita bisa naik ELP atau Dambri menuju Bayah. ELP (angkutan ukuran 3/4 lebih kecil dari BIs Kopaja atau metro mini di Jakarta) ini kebanyak hanya sampai Malingping saja, ada juga yang ke Bayah tapi tak terlalu banyak ketimbang ke Malingping.
Elp dari Serang ke Malingping, bayah dan Binuangeun biasanya terakhir itu Jam 7 malam dan baru ada lagi sekitar jam 2 pagi. Sedangkan Dambri itu terkahir maksimal jam 4 sore.
Untuk Dambri, tak setiap jam ada. hanya ada di Jam-jam tertentu yaitu jam 7 pagi, 1- 2 siang dan 3- 4 sore. Dambri ada yang ke Binuangeun dan Ke cikotok, jika naik yang ke cikotok kita bisa turun di bayah tapi jika naik yang ke binuangen kita akan di turunkan di Malingping.
Lantas berapa ongkos dari Serang ke Malingping?. Untuk ELP di hari biasa hanya 25 hingga 30 ribu rupiah, sedangkan hari libur lebih mahal.
Seandainya saja hanya mendapatkan Elp atau Dambri yang sampai Malingping saja, bagaimana? Jangan takut dari Malingping ada angkot menuju bayah. Jarak tempuh kurang lebih satu jam dengan ongkos kurang lebih 5000 Rupiah. Sepanjang jalan Malingping menuju Bayah ini kita akan menemukan pantai-pantai indah tepi jalan.
Dari Bayah kita bisa naik angkota menuju pintu gerbang sawarna. Atau jika banyak orang bisa sewa angkot sekalian. Dari pintu gerbang sawarna bisa naik ojek, dulu sekitar 15 ribu rupih perjalanan sekitar 30 menit.
Rute menuju Sawarna Lewat Rangkasbitung Banten
ebelumnya dulang mengangkat rute dan peta baik untuk angkutan pribadi
maupun angkutan umum menuju sawarna via Serang banten, cek disini. Maka
dalam artikel kali kita akan mencoba memberikan infomasi tentang rute
dan peta angkutan umum ke sawarna melalui Rangkasbitung baik untuk
mengginakan angkita umum maupun dengan menggunakan mobil probadi.
Untuk ke sawarna dengan menggunakan angkutan umum daria Jakarta atau dari bogor bisa ke Terminal Mandala Rangkasbitung terlebih dahulu. Dari bogor menuju rangkasbitung bisa naik dari Terminal baranang siang Mandala, ada juga Bis Rudi dari Bogor menuju bayah tapi hanya di jam-jam tertentu saja.
Dari Jakarta ke rangkasbitung bisa menggunakan bis ataupun menggunakan kereta. Jika menggunakan kereta bisa naik dari Tanah Abang, ada kereta Rangkas jaya, dari stasiun rangkasbitung bisa naik angkot ke Stasiun Mandala.Jika naik bis bisa ke kalideren, Kampung rambutan atau menunggu di slipi dengan tujuan terminal mandala.
Dari Stasiun Mandala Rangkasbitung bisa menggunakan ELP atau masyarakat sekitar menyebutnya PS (PeEs). Ada banyak PS menuju bayah, tarifnya sekitar 20 -30 ribu jika hari biasa tapi bisa naik ketika hari libur utamanya libur lebaran. Terkadang ada ELP yang hanya sampai Malingping saja, nah saran naiklah ELP yang akan menuju Cikotok. Ada juga Bis Rudi sebesar Metro mini jika di Jakarta, tapi adanya hanya di Jam-jam tertentu.
Dari bayah bisa naik ojek meuju sawarna, tarifnya sekitar 20 ribu rupiah. Jika banyak orang, bisa juga untuk sewa angkot menuju sawarna. Atau bisa juga nego dengan pengemudi ELPnya agar diantarkan menuju sawarna.
Perkiraan biaya jika dari Jakarta menggunakan kereta:
Jakarta – rangkas: RP.6000; rangkas jaya, Angkot Stasiun Rangkas- Mandala RP 2000;, Mandala Sawarna RP 25.000, ojek ke sawarna RP 20.000, jadi total kurang lebih Rp.53.000;.
Menggunakan Motor menuju sawarna dari Jakarta menuju Rangkasbitung melalui Tangerang terlebih dahulu. Perjalan ke Rangkasbitung menempuh waktu kurang lebih 2 -3 jam dengan kecepatan rata – rata 60 KM/Jam dan tidak terlalu banyak berhenti.
Dari Jakarta bisa ke jalan Daan mogot Jakarta Barat. Setelah di Jalan Daan Mogot Kita bisa menuju Tangerang Kota ( pemeritahan Kota tangerang). Setelah sampai di Tangerang kota kemudian mencari arah yang Cimone, di jalan ini agak ribet karena kita harus muter terlebih dahulu ke dalam kotanya.
Setelah sampai cimone, bisa menuju ke Cikupa Kabupaten Tangerang. Dari Cikupa perjalanan berlanjut menuju balaraja kemudian ke Cikande. Sepanjang jalan Cimone menuju cikande ini harus berhati-hati karena kita akan menemui banyak kendaraan besar pengangkut barang dari pabrik – pabrik dengan kapasisitas besar.
Untuk yang menggunakan Mobil pribadi dari Jakarta bisa masuk Tol Jakarta merak. Keluar di pintu tol balara Timur kemudian menuju pertigaan Cikande.
Setelah sampai pertigaan cikande, Ambil Jalan ke Jalan cikande Rangkasbitung untuk menuju terminal mandala di rangkasbitung. Jalannya kurang bagus hanya pertigaan cikande dan mendekati terminal mandala saja yang kurang bagus. Selebihnya jalan beton mendekat terminal mandala.
Setelah sampai termnal mandala ambil kiri, sebelum jembatan kemudian ambil akana untuk menuju Cileles. Dari situ tingal mengikuti jalan saja sampai ke warung Gunung. Setelah di warung Gunung kemudian ambil kanal menuju Gunung kencana dan Sukamaju dari sana tinggal cari jalan menuju Malingping.
Setelah sampai di malingping, tepatnya di pasar malingping kemudian ambil ke arah bayah. Ada banyak pantai indah dan keren sepanjangan jalan Bayah Malingping ini.
Rute menuju Sawarna Lewat Rangkasbitung Banten menggunakan angkutan umum
Rute dan angkutan umum menuju Sawarna Lewat Rangkasbitung Banten bisa menjadi pilihan karena jalannya relatif lebih bagus ketimbang jalan Serang- banten. Akan tetapi anda harus siap juga dengan jalan yang berkelol-kelok dan perbukitan.Untuk ke sawarna dengan menggunakan angkutan umum daria Jakarta atau dari bogor bisa ke Terminal Mandala Rangkasbitung terlebih dahulu. Dari bogor menuju rangkasbitung bisa naik dari Terminal baranang siang Mandala, ada juga Bis Rudi dari Bogor menuju bayah tapi hanya di jam-jam tertentu saja.
Dari Jakarta ke rangkasbitung bisa menggunakan bis ataupun menggunakan kereta. Jika menggunakan kereta bisa naik dari Tanah Abang, ada kereta Rangkas jaya, dari stasiun rangkasbitung bisa naik angkot ke Stasiun Mandala.Jika naik bis bisa ke kalideren, Kampung rambutan atau menunggu di slipi dengan tujuan terminal mandala.
Dari Stasiun Mandala Rangkasbitung bisa menggunakan ELP atau masyarakat sekitar menyebutnya PS (PeEs). Ada banyak PS menuju bayah, tarifnya sekitar 20 -30 ribu jika hari biasa tapi bisa naik ketika hari libur utamanya libur lebaran. Terkadang ada ELP yang hanya sampai Malingping saja, nah saran naiklah ELP yang akan menuju Cikotok. Ada juga Bis Rudi sebesar Metro mini jika di Jakarta, tapi adanya hanya di Jam-jam tertentu.
Dari bayah bisa naik ojek meuju sawarna, tarifnya sekitar 20 ribu rupiah. Jika banyak orang, bisa juga untuk sewa angkot menuju sawarna. Atau bisa juga nego dengan pengemudi ELPnya agar diantarkan menuju sawarna.
Perkiraan biaya jika dari Jakarta menggunakan kereta:
Jakarta – rangkas: RP.6000; rangkas jaya, Angkot Stasiun Rangkas- Mandala RP 2000;, Mandala Sawarna RP 25.000, ojek ke sawarna RP 20.000, jadi total kurang lebih Rp.53.000;.
Rute menuju Sawarna Lewat Rangkasbitung Banten menggunakan angkutan pribadi
Menggunakan angkutan pribadi menuju sawarna lewat rangkasbitung ini bisa menggunaka motor dan mobil. Perbedaanya hanya dari Jakarta Menuju Balaraja saja, selebihnya sama.Menggunakan Motor menuju sawarna dari Jakarta menuju Rangkasbitung melalui Tangerang terlebih dahulu. Perjalan ke Rangkasbitung menempuh waktu kurang lebih 2 -3 jam dengan kecepatan rata – rata 60 KM/Jam dan tidak terlalu banyak berhenti.
Dari Jakarta bisa ke jalan Daan mogot Jakarta Barat. Setelah di Jalan Daan Mogot Kita bisa menuju Tangerang Kota ( pemeritahan Kota tangerang). Setelah sampai di Tangerang kota kemudian mencari arah yang Cimone, di jalan ini agak ribet karena kita harus muter terlebih dahulu ke dalam kotanya.
Setelah sampai cimone, bisa menuju ke Cikupa Kabupaten Tangerang. Dari Cikupa perjalanan berlanjut menuju balaraja kemudian ke Cikande. Sepanjang jalan Cimone menuju cikande ini harus berhati-hati karena kita akan menemui banyak kendaraan besar pengangkut barang dari pabrik – pabrik dengan kapasisitas besar.
Untuk yang menggunakan Mobil pribadi dari Jakarta bisa masuk Tol Jakarta merak. Keluar di pintu tol balara Timur kemudian menuju pertigaan Cikande.
Setelah sampai pertigaan cikande, Ambil Jalan ke Jalan cikande Rangkasbitung untuk menuju terminal mandala di rangkasbitung. Jalannya kurang bagus hanya pertigaan cikande dan mendekati terminal mandala saja yang kurang bagus. Selebihnya jalan beton mendekat terminal mandala.
Setelah sampai termnal mandala ambil kiri, sebelum jembatan kemudian ambil akana untuk menuju Cileles. Dari situ tingal mengikuti jalan saja sampai ke warung Gunung. Setelah di warung Gunung kemudian ambil kanal menuju Gunung kencana dan Sukamaju dari sana tinggal cari jalan menuju Malingping.
Setelah sampai di malingping, tepatnya di pasar malingping kemudian ambil ke arah bayah. Ada banyak pantai indah dan keren sepanjangan jalan Bayah Malingping ini.
Rute menuju Sawarna Lewat Pelabuhan Ratu
Sebelumnya dulang777.com telah menulis tentang rute dan angkutan menuju sawarna lewat Serang dan Rangkasbitung. Tapi baik di fanspage maupun di Kaskus ada banyak pertanyaan soal Rute dan angkutan menuju sawarna.
Bisa menggunakan Bis dari dari Lebak bulus, Kampung rambutan dan berbagai daerah lainnya di Jakarta, banyak angkutan dari Jakarta menuju terminal Baranangsiang Bogor.
Dari Jakarta menuju bogor bisa juga menggunakan kereta api, Kita bisa naik KRL Commuter Jakarta-Bogor, berhenti di stasiun Bogor. Dari stasiun kereta Api Bogor, kita menuju stasiun Baranangsiang dengan menggunakan angkot.
Setelah di Terminal Baranangsiang, kita cari angkutan menuju Pelabuhan Ratu. Bisa naik Bus MGI AC ke Pelabuhan Ratu dengan tarik kurang lebih (tariff 25.000 – 30 RIbu). Perjalanan sekitar 3,5 jam hingga 4 jam tiba di Pelabuhan Ratu.
Dari Pelabuhanratu kita bisa bisa naik ELP. Perjalanan dari terminal Pelabuhan Ratu ke Bayah memakan waktu dua jam. Disarankan di di depan atau samping jendela karena anda akan melewati pendangan yang indah khas pinggir pantai yang menyergap, Angin sepoi dan aroma laut.
Akan tetapi jangan terlena terlalu dengan pemandangan karena kita harus berhenti persimpangan (pintu Gerbang) jalan menuju Sawarna, kalau tidak nanti baru berhenti di terminal bayah.
Dari persimpangan itu, kita bisa naik ojek menuju Lokasi pantai sawarna. Bisanya tarifnya RP 15 ribu. Rutenya berliku, naik turun, dan jalanannya masih belum begitu mulus.
Dari Bogor kemudian ke menuju ciawi. Selanjutnya dari Ciawi perjalanan bisa menuju Cicurug lantas terus ke Parung kuda. Dari Parungkuda perjalanan berlanjut menuju Cikidang.
Perjalanan selanjutnya berlanjut dari Cikidang menuju Pelabuhan ratu. Dari Pelabuhan Ratu perjalan dilanjutkan menuju cisolok. Setelah dari cisolok tinggal menuju sawarna.
Di jalur Cikidarng – Pelabuhan ratu dan Dari pelabuhan ratu menuju sawarna medan cukup berat karena menanjak dan berkelok-kelok membuat kita ekstra hati-hati. Tapi nikmatilah karena akan ada banyak juga pemandangan indah disini.
ketika akan ke sawarna di sarankan untuk cari penginapan tidak mendadak, ini info penginapan di sawarna
Rute menuju Sawarna Lewat Pelabuhan Ratu menggunakan angkutan umum
Oke untuk yang pertama kita share angkutan umum menuju sawarna dari Jakarta via Bogor kemudian ke pelabuhan ratu. Dari jakarta kita bisa ke Bogor, banyak pilihan dari Jakarta menuju bogor.Bisa menggunakan Bis dari dari Lebak bulus, Kampung rambutan dan berbagai daerah lainnya di Jakarta, banyak angkutan dari Jakarta menuju terminal Baranangsiang Bogor.
Dari Jakarta menuju bogor bisa juga menggunakan kereta api, Kita bisa naik KRL Commuter Jakarta-Bogor, berhenti di stasiun Bogor. Dari stasiun kereta Api Bogor, kita menuju stasiun Baranangsiang dengan menggunakan angkot.
Setelah di Terminal Baranangsiang, kita cari angkutan menuju Pelabuhan Ratu. Bisa naik Bus MGI AC ke Pelabuhan Ratu dengan tarik kurang lebih (tariff 25.000 – 30 RIbu). Perjalanan sekitar 3,5 jam hingga 4 jam tiba di Pelabuhan Ratu.
Dari Pelabuhanratu kita bisa bisa naik ELP. Perjalanan dari terminal Pelabuhan Ratu ke Bayah memakan waktu dua jam. Disarankan di di depan atau samping jendela karena anda akan melewati pendangan yang indah khas pinggir pantai yang menyergap, Angin sepoi dan aroma laut.
Akan tetapi jangan terlena terlalu dengan pemandangan karena kita harus berhenti persimpangan (pintu Gerbang) jalan menuju Sawarna, kalau tidak nanti baru berhenti di terminal bayah.
Dari persimpangan itu, kita bisa naik ojek menuju Lokasi pantai sawarna. Bisanya tarifnya RP 15 ribu. Rutenya berliku, naik turun, dan jalanannya masih belum begitu mulus.
Rute menuju Sawarna Lewat Pelabuhan Ratu Menggunakan Kendaraan Pribadi
Sedangkan cara kedua bisa dengan menggunakan kedaraan pribadi baik mobil atau motor dari Jakarta menuju sawarna lewat bogor dan pelabuhan ratu. Dari Jakarta bisa ke jalan raya bogor menuju bogor.Dari Bogor kemudian ke menuju ciawi. Selanjutnya dari Ciawi perjalanan bisa menuju Cicurug lantas terus ke Parung kuda. Dari Parungkuda perjalanan berlanjut menuju Cikidang.
Perjalanan selanjutnya berlanjut dari Cikidang menuju Pelabuhan ratu. Dari Pelabuhan Ratu perjalan dilanjutkan menuju cisolok. Setelah dari cisolok tinggal menuju sawarna.
Di jalur Cikidarng – Pelabuhan ratu dan Dari pelabuhan ratu menuju sawarna medan cukup berat karena menanjak dan berkelok-kelok membuat kita ekstra hati-hati. Tapi nikmatilah karena akan ada banyak juga pemandangan indah disini.
ketika akan ke sawarna di sarankan untuk cari penginapan tidak mendadak, ini info penginapan di sawarna
By:
Open Trip
On 10:45 AM
Subscribe to:
Posts (Atom)